15 Dosa Orang Renta Kepada Anak (Yang Dapat Menghancurkan Kala Depan Anak)

Melihat realita, kita lihat ada orang bau tanah yg berhasil dalam mendidik anak, ada juga yg gagal. Kegagalan orang bau tanah dalam mendidik anak, umumnya sebab kesalahan orang bau tanah itu sendiri, yg kurang cakap dalam berhu.bungan dengan anaknya sendiri.

Tidak sedikit orang bau tanah yg terus mengulang kesalahan secara turun-temurun, mengulang kesalahan dalam mendidik anak sebagaimana kesalahan orang tuanya dahulu dalam mendidik dirinya

 kita lihat ada orang bau tanah yg berhasil dalam mendidik anak 15 Dosa Orang Tua Kepada Anak (Yang Bisa Menghancurkan Masa Depan Anak)
Sumber gambar: Maxpixel.Freegreatpicture.com

Kalau melihat banyak sekali fakta yg ada di lapangan ada banyak sekali kesalahan-kesalahan orang bau tanah dalam mendidik anak. Sehingga hal ini menjadi “dosa” orang bau tanah kepada anaknya sendiri. Berikut saya sebutkan dosa-dosanya itu:

1. Orang Tua ‘Pelit’ Memberi Pujian
Seorang pakar parenting menyebutkan bahwa kerusakan negara ini sekarang, berasal dari rumah. Banyak orang bau tanah tidak sabaran terhadap anaknya, & seringkali salah dalam bersikap yg benar. Contohnya yaitu orang bau tanah mengancingkan baju anaknya, padahal anak butuh diajarkan & dilatih  untuk mengancingkan baju sendiri.

Selain itu, banyak orang bau tanah yg justru dirinya yg mengerjakan PR sang anak. Perbuatan orang bau tanah menyerupai ini menjadikan tidak menumbuhkan rasa percaya diri anak. Sikap ini yaitu sebuah kesalahan, yg bisa, fatal jadinya bagi perkembagnan jiwa anak.

Lihatlah ketika anak didorong untuk mencoba mengancingkan baju sendiri, dirinya akan sangat besar hati & senang ketika berhasil mengancingkan baju sendiri. Perhatikan ketika anak dengan bahagianya menyampaikan “Mama dari lima kancingku, saya bisa, dua”. Orang bau tanah akan melihat pancaran di wajah anaknya yg berseri-seri.

Banyak orang bau tanah yg tidak sabar melihat anaknya yg se&g mencar ilmu memasang kancing. Sehingga dari sifat negatif orang bau tanah inilah, yg memicu banyak orang bau tanah pelit memberi kebanggaan pada anaknya. Padahal kebanggaan sangat diharapkan untuk memotivasi anak semoga terus berkembang & bersemangat.

Kalau dilihat praktek di lapangan, maka sangat jarang orangtua yg ‘berkenan’ untuk menggerakan lidahnya memberi kebanggaan pada anak.

Bahkan, lebih buruk lagi, banyak orang bau tanah yg justru ‘semangat’ sekali untuk mencela & menghina anak ketika mereka melaksanakan kesalahan. Ini terang tidak adil & tidak seimbang.


2. Berlebihan Dalam Meberikan Pujian
Menurut sebuah penelitian, menemukan sebuah fakta bahwa orang bau tanah yg terlalu sering memuji anak bisa, buat tumbuh kembang anak menjadi berjalan lambat.

Berbagai penelitian yg telah dilakukan peneliti dari Universitas Inggris, Amerika & Belkamu, mengungkapkan bahwa terlalu sering memuji pada anak yg pemalu, bisa, buat jiwanya tertekan.

Demikian juga terlalu sering memuji anak yg mengalami kepercayaan diri yg rendah, juga buat anak sangat tertekan. Kondisi anak tertekan ini terjadi jawaban orang bau tanah memperlihatkan kebanggaan secara tidak sempurna & tidak sesuai porsinya.

Dimana kebanggaan yg diterimanya justru buat anak akan berpikir harus tampil lebih baik, kondisi ini berimplikasi pada kondisi jiwa anak yg sulit berkembang & takut pada tantangan.

Hasil penelitian telah memperlihatkan sebuah kesimpulan, bahwa terlalu sering & berlebihan dalam memperlihatkan kebanggaan pada anak, tidak efektif untuk perkembangan kemampuan & jiwa anak.

3. Orang Tua Memberikan Pernyataan Negatif
Seringkali orang bau tanah murka & tidak sanggup mengontrol emosinya ke anak. Misalnya orang bau tanah ingin anak ikut bahan ekstrakurikuler tertentu, ketika anak menolak maka serta merta orang bau tanah menyemprot anak dengan perkataan yg tajam, menyerupai “Kamu menyerupai orang yg pemalu!”, “Kamu begitu malas!” & semacamnya.

Bentuk pernyataan yg menyerupai ini akan melukai hati anak, yg akan terus anak rasakan dalam waktu yg panjang. Hendaknya orang bau tanah menyampaikan bentuk pernyataan yg positif.

Ganti perkataan negatif berupa: “Kamu bodoh!”; diganti dengan “Jika kau mencar ilmu rajin, kau akan mendapat nilai yg lebih baik. Sebetulnya kau bisa untuk melakukannya.”

4. Orang Tua Terlalu Sering Memaksakan Kehendak
Belumlah tentu kehendak orang bau tanah bisa, sama harapan anak. Sehingga sebuah kesalahan bila orang bau tanah terlalu memaksakan kehendak pada anaknya. Respon anak yg umum terjadi ketika anak sering dipaksa pada hal yg dibencinya, yaitu anak akan melaksanakan perlawanan pada orang tuanya.

Sebuah kesalahan besar ketika anak tidak pauh kepada orang tuanya, akan tetapi hal yg lebih buruk lagi ketika orang bau tanah sendiri yg justru menjadi penyebab anak durhaka.

Jika oang bau tanah ingin memaksakan sesuatu pada anak, maka penting untuk dipertimbangkan terlebih dahulu, “Apakah hal yg ingin dipaksakan ini yaitu sesuatu yg darurat / tidak?”

Jika Anda memaksa anak untuk melaksanakan sesuatu hal yg tidak penting, maka ini sebuah kesalahan besar. Sebelum memaksa anak, orang bau tanah juga harus menyiapkan alasan kuat yg sanggup memuaskan harti anak. Orang bau tanah bisa mematahkan argumentasi naak secara cerdas & bijak.

Adapun bila orang bau tanah memaksa anak hanya sebab egoisme semata, maka ini sebuah kekonyolan yg jangan hingga dilakukan.

Akibat orang bau tanah terlalu sering memaksa anak sanggup menjadikan anak sulit untuk mempunyai pendirian yg kuat.

Anak yg sering menuruti kehendak orang bau tanah dalam kondisi takut, dimana anak kesulitan untuk mengungkapkan gagasannya. Hal ini menjadikan anak cenderung tidak punya pendirian, sehingga sifatnya yaitu menuruti semua kehendak orang lain.

Masalah ini akan terus berlanjut hingga dewasa, anak akan kesulitan dalam bergaul dengan orang-orang, serta akan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini buat karakternya lemah, & sulit menjadi seorang pemimpin walaupun itu hanya pemimpin dalam sebuah kelompok kecil.

Bahaya lainnya dari anak yg terlalu sering dipaksa oleh orang tuanya, yaitu anak juga akan mempunyai sifat memaksa, hal ini akan diterapkan kepada lingkungnnya, baik itu teman-temannya, orang tuanya & adiknya.

Sebagai pola kesalahan orang tua, yaitu orang bau tanah terlalu memforsir les pelajaran kepada anaknya, dimana anak DIPAKSA untuk les semua mata pelajaran, sehingg anak dalam setiap hari selalu ikut les.

Anak setiap hari harus berangkat les, walaupun sang anak terlihat sangat jenuh & tidak kuat, tetapi orang bau tanah terus memaksa. Hal ini bisa, mengakibatkan anak beresiko tinggi mengalami stres, sebab anak dipaksa untuk melaksanakan hal-hal yg tidak disukainya.

Lain halnya bila anak sendiri yg suka & bersemangat untuk les setiap hari, dari pagi hingga malam terus bersemangat belajar. Maka hal ini, bukan orang bau tanah yg memaksa.

Loading...

5. Orang Tua Menyuruh yg Tidak Dilakukannya
Hal yg sangat disaygkan, seringkali orang bau tanah memperlihatkan perintah yg ‘tidak bermakna’ kepada anaknya, dimana perintahnya tidak diimbangi dengan keela&an. Sebagai pola yg lucu sekaligus ngeselin, seorang bapak melarang anaknya yg masih Sekolah Menengah Pertama merokok. Akan tetapi si bapak malah menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari.

Contoh lainnya, seorang ibu menyuruh anaknya belajar, tetapi dirinya sendiri malah menonton TV program infotaiment / sinetron.

Perlu diketahui orang tua, seorang anak tidak akan bisa, menyerupai yg diinginkan orang tuanya, apabila orang tuanya sendiri tidak mempraktekan hal-hal baik di depan anaknya sendiri.

Bagi anak, sebuah praktek kasatmata akan jauh lebih besar lengan berkuasa daripada hanya berupa perintah & ceramah. Sehingga jadilah orang bau tanah yg lidahnya yaitu hatinya, serta ucapannya yaitu perbuatannya.

Dalam sejarah perjalanan umat manusia, orang bau tanah berhasil dalam mendidik anak berkat didikan berbentuk praktek ketela& eksklusif pada anaknya.

6. Memberi Label Buruk pada Anak
Hal ini yg sering terjadi secara tidak sadar pada orang tua. Dimana tidak jarang orang bau tanah mengucapkan kalimat-kalimat ‘berbahaya’ yg merendahkan diri sang anak. Sebagai pola menyampaikan bahwa anak bodoh, goblok, gak ada gunanya & banyak sekali kalimat menyakitkan lainnya.

Hal yg sangat jelek, yaitu orang bau tanah memperlihatkan cap pada anaknya dengan cap yg sangat buruk. Akibat anak sering dihina & direndahkan maka anak akan menjadi sosok yg rendah diri & tidak percaya diri.

Sebuah kesalahan besar orang tua, menjadikan anaknya tumbuh dengan ‘sejuta’ pikiran negatif. Adapun yg diharapkan anak yaitu kata-kata motivasi yg akan menyemangatinya.

7. Orang Tua Melarang Anak Menangis
Ketika anak mengalami suatu dilema hingga anak menangis, baik dilema yg besar maupun dilema sepele berdasarkan versi orang tua. Banyak kesalahan dilakukan orang bau tanah dikala kondisi menyerupai ini.

Ketika anak menangis, dimana kondisi kejiwaan anak se&g tertekan, labil & tidak tenang. Maka seringkali orang bau tanah jusru memarahinya kemudian meminta anak untuk berhenti menangis.

Ini sebuah kesalahan... Hindari menyampaikan / mecela anak cengeng & semacamnya. Kemudian orang bau tanah tidak perlu memaska anak untuk berhenti menangis. Hal itu sebab ketika menangis, hakekatnya anak se&g menumpahkan perasaannya, sehingga nantinya hatinya lega. Lagi pula sesudah capek, anak akan berhenti menangis.

Menangis yaitu sesuatu yg masuk akal bagi manusia. Sehingga jangan hingga orang bau tanah menanamkan pemahaman asing pada anak bahwa menangis yaitu sesuatu yg tabu. Padahal menangis itu --seperti dikatakan psikolog-- merupakan lisan dari emosi tertentu yg dimiliki oleh setiap manusia.

Yang perlu dilakukan orang bau tanah yaitu menayakan dengan hening perihal penyebab sang anak menangis. Lalu berikan rasa  simpati pa&ya.


8. Membanding-bandingkan Anak Dengan Anak Lainnya
Membandingkan anak sendiri bahwa anak tetangga lebih baik dari dirinya, /pun menyampaikan “Lihat kakakmu nilainya bagus-bagus, Kamu jeblok semua nilanya? Dan kalimat semacanya.

Anak yg suka dibanding-bandingkan dengan anak lainnya yg lebih cerdik / anggun nilainya, maka dirinya akan merasa menyerupai tidak diterima oleh orang tuanya sendiri. Hal ini berbahaya, sebab anak akan merasa tidak senang di tengah keluarganya sendiri.

Sehingga akhirnya anak mencoba mencari kawasan ‘kebahagiaan’ di luar rumah. Anak akan rentan dengan tempat-tempat buruk, menyerupai berada di kawasan nogkrong gak terang & merusak, anak merokok, alkohol, narkoba, dll.

9. Orang Tua Menumbuhkan Rasa Takut & Minder Pada Anak
Tidak jarang orang bau tanah yg memperlihatkan citra menakutkannya perihal hantu, jin & lainnya. Hal ini tidak baik, sebab bia mengakibatkan anak tumbuh menjadi sosok seorang yg penakut. Bahkan ada anak yg takut pada baygannya sendiri. Hal ini akan sangat merugikan proses tumbuh kembang anak.

Yang sering terjadi, anak takut ke kamar mandi sebab mendengar dongeng hal-hal yg khurofat / tidak benar. Contoh lainnya ketika anak terluka, maka jangan buat panik yg buat anak semakin ketakutan psikologisnya. Hendaknya orang bau tanah tetap hening & menampakkan wajah yg kalem.

10. Mendidik Anak Menjadi Sosok yg Sombong & Keras Hati
Kesalahan di poin ke-10 ini yaitu kebalikan dari kesalahan orang bau tanah yg menjadikan anak menjadi penakut. Kesalahannya yaitu orang bau tanah ‘mendoktrin’ anak bahwa orang yg berani maka harus bersikap sombong / congkak.

Yang benar yaitu perilaku berani harus pada tempatnya, demikian juga rasa takut pada tempatnya yg tepat.

Misalnya takut berbohong, maka hal ini benar dilakukan sebab bohong merupakan ‘kegelapan’ dosa besar. Hal ini termasuk bohong yg hanya sebab ingin bergurau / beckamu saja, maka ini juga dilarang (sebagaimana yg tercantum pada hadist Nabi).

Adapun anak dididik menjadi berani pada hal-hal yg seseorang harus berani pa&ya, menyerupai anak dilarang takut untuk maju ke depan kelas, tidak takut mengungkapkan pendapatnya yg bagus, & semacamnya.

11. Membiasakan Anak-Anak Hidup Manja & Berfoya-Foya
Anak yg tumbuh dalam kemewahan maka dirinya hanya mengenal bersenang-senang saja. Hal ini tidaklah baik, sebab dalam hidup ini setiap orang niscaya akan melewati cobaan, yg untuk melewatinya butuh kesabaran & kekuatan hati.

Termasuk sebuah kesalahan, orang bau tanah selalu memberi setiap yg diinginkan anaknya, walaupun hal itu buruk bagi si anak.

Contoh sederhana, si anak minta dibelikan tas gres yg se&g trend, padahal si anak gres bulan kemudian membeli tas baru. Sehingga, kebiasaan ini buat anak nantinya mempunyai sifat suka menghambur-hamburkan uang dikala dewasanya. Hal ini menjadi bumerang bagi si anak, jawaban ulah orang tuanya sendiri yg berlebihan dalam memanjakan anak.

Ingat! Memanjakan boleh bahkan ‘harus’, yg dilarang yaitu berlebihan dalam memanjakan anak. Karena buat anak menjadi sosok yg lemah.

12. Keras Dan Kaku Dalam Menghadapi Anak
Ini yg juga tidak jarang terjadi, anak dipukul hingga memar, memarahi anak secara membabi buta, menghina harga diri anak, & semacamnya. Hal ini sangatlah buruk bila dilakukan orang tua. Bahkan, ketika sang anak tidak sengaja berbuat salah, maka tidak diberikan pemakluman / toleransi sama sekali. Terlalu keras & kaku dalam mendidik anak, justru buat anak sulit untuk menjadi sosok yg cerdas.

13. Orang Tua Tidak Mampu Untuk Mengasihi Dan Menyaygi Anak
Hal ini yg buat anak akhirnya akan mencari kasih-sayg & perhatian di luar rumah. Masalah ini sangat sering terjadi. Yang akhirnya menjadi faktor terbesar yg menjadikan anak terjerumus dalam jurang pergaulan bebas, minuman keras & narkoba.

Oleh sebab itu, seorang bapak selain harus jago dalam mencari uang, juga harus jago dalam memperlihatkan kasih sayg pada anak-anaknya.

14. Terlalu Pelit Pada Anak-Anak, Melebihi Batas Kewajaran
Ini kebalikan dari orang bau tanah yg boros. Seorang bapak yg pelit, selain menyengsarakan dirinya juga menyengsarakan keluarganya, sebab kebijakan ‘pelitnya’ juga diterapkan pada istri & anak-anaknya. Hal ini menjadikan anak-anaknya akan tidak terpenuhi kebutuhan pentingnya. Hal inilah yg memicu bawah umur berpikir untuk mencuri uang.

15. Orang Tua Minim Pehahaman Tentang Ajaran Agama
Wajib bagi orang bau tanah memperlihatkan pendidikan agama secara benar pada anak-anaknya. Anak-anak harus diajarkan untuk bisa, mengenal tuhan yg membuat dirinya, yaitu Allah yg Maha Besar. Sehingga anak menjadi sosok yg taat kepada Allah.

Bagaimana seorang bapak bisa, mengajari ilmu agama pada anaknya, bila dirinya saja tidak bisa, membaca Al-Quran & tidak mengetahui pokok-pokok agama?

Sebuah kesalahan fatal orang bau tanah yg hanya memperhatikan jasmani anaknya saja. Karena kebutuhan buhan hanya jasmani, tetapi juga hati perlu diberikan gizi berupa fatwa agama yg benar.

Sehingga orang bau tanah yg tidak mengajarkan fatwa Agama Islam kepada anaknya dengan benar, hakekatnya orang bau tanah belum memperlihatkan APA-APA pada anaknya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "15 Dosa Orang Renta Kepada Anak (Yang Dapat Menghancurkan Kala Depan Anak)"

Posting Komentar